2013/07/02

Hujan Bulan Juli


Kamu pasti tahu dengan terma berima ‘i’ dari orangtua yang berbunyi “Januari hujan sehari-hari”. Masih sangat relevan bukan? Iya, dan saya tidak akan mempermasalahkan terma tersebut. Sumber premisnya pun sederhana―tiap bulan januari di wilayah Indonesia sedang berada pada puncak musim penghujan.  Terma telah aman terkendali. Namun rima yang sekarang jadi masalah.

Baru saja saya mengunjungi rumah nenek yang berjarak 10-an kilometer dari rumah. Di perjalanan pulang saya dihajar hujan dan angin kencang. Sampailah saya di rumah dengan keadaan basah kuyup. Hujan dan basahnya tidak menjadi masalah. Tapi saya mau menjadikannya masalah karena ini bulan apa? Ini bulan Juli sudara-sudara. Sekali lagi, hujan dan angin kencang ini ada dibulan Juli.

Dulu orang bikin terma “januari, hujan sehari-hari” selain enak dilidah dan dikuping juga pas dengan keadaan. Gara-gara keenakan, jadi keseringan diucapin. Gara-gara keseringan diucapin, jadi lagu, jadi doa bersama. Celakanya, banyak yang jadi lupa kalo ada nama bulan-bulan lain yang berakhiran ‘i’. Ada Mei, Juni, dan Juli. Bulan-bulan lain tersebut jadi berpeluang terinfeksi hujan sehari-hari. Sudah terbukti.

Kalau dibulan Mei, masih ada toleransi. Karena masih agak dekat awal tahun―meskipun sewajarnya siklus cuaca sudah memasuki kemarau. Sedangkan di bulan Juni?

Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu

(Sapardi Djoko Damono 1989)

Blog yang peka terhadap romantika dan cinta ini memiliki tafsiran sendiri terhadap sajak tersebut. Bahwa ketika Opa Sapardi menuliskan sajak, bermaksud mengungkapkan kerinduan yang mendalam pada hujan, padahal bulan sudah sampai Juni. Singkatnya, berarti di bulan Juni, tak ada hujan.

Namun bagaimana lagi. Lain hulu lain ladang, lain dulu lain sekarang. Main gembot bikin pusing, dulu gembrot sekarang langsing. Rahasianya apa mon?

Kalau kamu mau tahu rahasianya secara sesat, silahkan search di website atau pun blog sains terkemuka di dunia. Sudah banyak hipotesa, hasil penelitian berupa jurnal maupun esai yang mendedah musabab anomali cuaca yang sedang terjadi. Di negara-negara yang beriklim subtropis, sedang, dan dingin masih terjadi badai salju hingga bulan juni yang lalu. Ini salah satunya:


Sedangkan musabab yang paling tepat menurut blog ini adalah cuaca sedang jadi hipster. Iya, hujan di bulan Oktober-Maret alam rasa terlalu mainstream. Masa alam gak boleh edgy dikit? Seperti kamu yang mulai jijik dengan mainstream-mainstream-an. Alam seperti memeberi pelajaran, “kamu jijik ama mainstream, aku mau gak mainstream dikit juga. Biar tau rasa.”

Lalu saya minta ampun pada alam. Sembari menyuapnya dengan suguhan lagu-lagu tentang hujan di bulan Juli. Dengan harapan semoga hujan dan gelap di bulan juli, berhenti pada sebatas nada dan suara. Siapa tahu hujan mau mereda. Siapa tahu hujan mau bijaksana. Siapa tahu kamu mulai enggan berulah sok anti-mainstream.

Berikut daftar lagu persembahan saya pada alam:

4. Shades Apart – Stranger By Day


Snow is falling from the sky in the middle of July// Sun was shining in my eyes again last night// Alarm goes off without a sound// The silence is so loud, something isn't right..

Frase awal lagu seperti bikin daftar keanehan yang ada di dunia ini. Salah satunya adalah hujan salju di bulan Juli.

Tersiar kabar bahwa band tersebut tidak meluncurkan video clip resmi untuk lagu ini. Saya hanya menemukan rekaman livenya disini.

3. Drake ― July


You had to change up the game// Oh the weather is not same// Now there's only cloudy days// I can't stand the rain in July// There were fireworks exploding// But now its getting colder// The leaves are turning colors// Whyyyyyy? // It's just not our season// The one and only reason// Baby oh, baby oh, our Summer turned into Fall..

Saya milih lagu ini karena saya penggemar Agnes Monica eh Montana yang sedang ber-go international dalam ranah musik R & B yow yow... Lek o lek o lek o.

2. Zeke And The Popo ― Menu.


Burry face in the menu// She said ‘i wanna drink’// ‘I wanna cold capuccino’.. (while i’m waiting for my hero)’// The rain begin again, it blends with her tears...// Don’t leave me alone, in the darknest of July..

Seorang gadis berdarah. Lukanya ditekan sembari duduk di jok mobil bagian belakang. Mereka baru saja kalah dan tertangkap oleh musuh. Lalu wajahnya dibenamkan ke dalam pilihan. Pesan minum capuccino sembari menunggu super-hero. Hujan turun bersamaan dengan tangis. Beserta ketakutan ditinggalkan dalam kesendirian. Dalam kegelapan, di bulan Juli..

Psikedilia dari Ibukota..

1. The Monophones ― Rain of July


I'm standing here
in the sky of july
With the blue and cloudy sky
With the land there's dry

The sun
its burning all of the land
Turn the stone into the sand
Leave my world in pain

Dear sunshine
would you give of your time
To give the cloud the chance
when the dream was so blind
Dear sunshine
would you give of your time
To give the cloud the chance
that the dream was so blind

I'm standing here
in the sky of july
With the blue and cloudy sky
With the land there's dry

What should I do at least for a try
To pick a piece of yours
being rain of july
Or should I flying high to the sky
To pick a piece of yours
being rain of july

Dear sunshine
would you give of your time
To give the cloud the chance
that the dream was so blind
Or should I flying high to the sky
To pick a piece of yours
being rain of july

Saya tulis lengkap lirik The Monophones karena mereka saya sebutkan di paling buntut. Sehingga perlu diberi apresiasi lebih. Alasan lain adalah karena saya menyatakannya sebagai lagu hujan bulan Juli nomor wahid.

Demikianlah beberapa bukti artefak bahwa sebenarnya hujan di bulan Juli pada dasarnya banyak dinanti dengan nada dan suara. Lama-lama pun menjadi doa. Dan terkabulkan.

Bagi kamu yang keberatan dengan daftar ini, silahkan ajukan banding atau menambahi dikolom komentar. Atau boleh juga ke akun twitter @Bandeenk.

No comments: