2010/09/05

Wuislmustang is LHL inTheMachine Artist of the Month


Andaikan saja ; sebuah perselihan klasik tentang "seni untuk seni vs seni untuk sosial" berada pada titik kulminasi dan tak dapat dipertemukan lagi jalan tengahnya. Kemudian kalian tersudut dengan pameo bahwa menjadi tengah-tengah hanyalah suatu yang cemen, banci, hingga opurtunis. Akan berdiri di sisi manakah kalian?

Oh masih terlalu rumit? Begini, beberapa waktu yang lampau saya mengetahui dua orang teman yang (masih saja) begitu serunya memperdebatkan tentang esensi "Good Music". Teman saya yang satu - ngotot dengan pendapat bahwa musik yang keren haruslah musik yang memberi pesan hingga memiliki andil terhadap suatu perubahan. Sedangkan teman saya yang lainnya berpendapat - mengapresiasi seni ya, tentang mengapresiasi keindahan, begitu pula dengan cara mengapresiasi musik. Dan mereka saling pamer urat leher. hmmmm.

Sedang saya? OK, kalau saya memilih menjadi yang dianggap banci, cemen, hingga oportunis tadi. Opss! Saya punya alasan tentunya. Bagi saya, menjadi tengah berarti kita memiliki pilihan sendiri diantara pilihan yang telah ada (dipaksakan) sebelumnya. Menjadi tengah berarti kita menahan diri dari sekedar ikutan eksis dengan tameng radikalisme.

Ah saya melantur. Padahal awalnya saya hanya ingin membicarakan atau mengenalkan (bagi yang belum kenal) sebuah kelompok cipta/rangkai suara dari negeri Jerman. Mungkin kita akan sedikit ribet menyebut namanya. Mau coba? bacalah ini "WUISLMUSTANG". Yah masih lebih mudah lah ya kalo dibanding dengan nama-nama band yang berasal dari Iceland. hehehe. Wuislmustang adalah Artist of the Month versi LHL inTheMachine. Mereka baru memiliki dua mini album : B- Sides dan Wrong Side Of The Road (2010)


<a href="http://wuislmustang.bandcamp.com/album/b-sides">Affective Advertisement by Wuislmustang</a>

<a href="http://wuislmustang.bandcamp.com/album/wrong-side-of-the-road">Superstar by Wuislmustang</a>

Wuislmustang adalah sebuah jalan tengah yang cukup baik untuk kedua teman saya yang berselisih tadi. Secara estetika seni - apakah kalian ragu jika saya mengatakan sebuah band yang memainkan musik jenis progressive rock adalah musisi dengan skill adiluhung? Pada part tertentu mereka adalah jelmaan Genesis, Rush, hingga Dream Theater. Kerutkan dahi kalian! dan merasalah sebagai orang tolol karena pada part berikutnya kalian akan berkata, kok ini kayak Art-rock, Kraut, akhir Psychedelic ala Pink Floyd, Faust, dan atau Can yaaa. Eh tapi ga juga ding, Folk-rock nya juga ada. Bergumamlah pikiranmu "The Kinks, Neil Young, atau malah jangan-jangan Zeppelin sih?". Hah? bukan-bukan. Ya ampun, this sound's new, sequence dan ambient-nya mirip Post-rock/Indie-rock. Sungguh, sebagai orang yang hobi membandingkan sound, saya telah benar-benar dibuat tolol oleh mereka.

Lantas masalah pesan. *sigh* Bacalah ini kawan!

Warchild

1948 Internal Conflict in Burma 7.000 victims
1991 Somalia, Civil war 400.000 victims
2001 War in Afghanistan 70.000 victims
2003 Iraq War with up to 1.000.000 casualties
The Kivu Conflict in the
democratic republic of Congo and Rwanda 400 victims
2004 The year of war in North-West Pakistan 14.000 victims

war in Yemen and Saudi Arabia 8.000 victims
war in Fiji and Rotuma 500 Victims

2006 Conflict in the Niger Delta, Nigeria unknown Number of victims
Mexican Drug War with over 10.000 victims
2007 Conflict in the Trans Sahara, Senegal 15.000 victims

And the newest war in North Caucasus with 200 victims already!


Penggalan lirik pada lagu Warchild ini dilafalkan dengan intonasi begitu naratif namun provokatif, layaknya sebuah agitate speech seorang korlap demo depan kantor pemerintahan. Oh No No! mereka tidak sampai tataran mengutuk maupun membenarkan "perang" pada lagu tersebut. Karena pada bandcamp Wuislmustang, mereka mengatakan bahwa :

"This track shall make you to think about war. It does not rate war as something good or bad but it does bring up some facts about war. Some facts to think about, to make your own decision possible. No decision if war is something good or bad, more a decision about how to handle with war and its contemporary substance."



Cermati juga semua lirik-lirik di setiap tracks yang juga sama kerennya! Sungguh-sungguh kalian akan mengetahui betapa bijaknya mereka dalam hal menangkap fenomena menjadi gubahan frasa.

***

Wahai temanku penganut musik pesan perubahan. Bukankah engkau ingat dengan sabda yang sangat populer dari sesembahanmu, Jim Morrison? " No social revolution without personal revolution". Renungkan lagi hipotesis Gaia, Prinsip Anthropic, dan Butterfly Effect! Maka akan kamu sadari, bahwa lirik personal itu adalah sangat sosial, dan lirik sosial sangatlah personal.

Dan untuk temanku yang menyembah bentuk-bentuk keindahan. Tunggu dulu! apa guna seniman jika ia hanya membuat emas menjadi sesuatu yang berkilau? Non sense, memang sudah darisana nya emas itu berkilau. Seniman yang abadi adalah yang menjelmakan seonggok batu usang menjadi patung megah, segenggam pasir menjadi keramik mengkilap, dan foto tentang comberan itu sungguh indah. Terangnya, ah saya mulai khawatir kalo kamu mulai menilai karya dari yang telah terhidang, bukan bagaimana sang artis menghasilkannya.