Foto 1 |
Foto 2 |
Selain angle pengambilan gambar, apa beda antara dua foto tersebut?
Benar. Jumlah burung parkit yang berbeda. Burung parkit dalam foto pertama berjumlah empat ekor (dua pasang). Sedangkan foto kedua, ada satu burung (warna hijau) yang kesepian.
Dua foto tersebut merupakan burung dan sangkar yang sama. Milik Janu, adik saya. Ia memelihara burung parkit itu sejak sekitar empat bulan yang lalu. Dua bulan kemudian—entah bagaimana caranya—salah satu burung bisa kabur dari sangkar besinya. Secara misterius.
Kata orang-orang (termasuk adik saya), parkit dan beberapa burung yang tipikal peliaraan, tak akan mampu bertahan hidup lama bila mereka kabur. Mereka tak terlatih menghadapi alam liar. Disela kata-kata itu kami merunduk lunglai karena sedikit sedih. Terutama Janu yang telah membeli burung parkit itu dengan uang pribadinya.
Glek!
Saya lantas bersandar pada kursi. Melamun sekilas. Teringat akan salah satu fragmen dalam film The Way Back (2010). Yakni ketika segerombol narapidana Soviet era komunis—yang menjadi tokoh-tokoh utama film tersebut—beristirahat diantara pelariannya. Para residivis tersebut kabur dari naudzubillah biadabnya penjara Siberia rejim Stalin.
Pada hari kedua. Mereka berpencar mencari dahan kering untuk dibakar. Sebagai bahan pertahanan dari amuk dingin daratan salju Siberia. Senja pun lengser. Kazik, satu dari gerombolan yang memiliki rabun senja, ternyata bernasib buruk. Ia tak dapat menemukan jalan kembali pada kawan-kawan pelarian lain. Tak butuh waktu lama—tubuh Si Rabun pun diamuk kebekuan salju.
Teman-temannya segera mencari Kazik setelah curiga tak juga kembali. Mereka baru bisa menemukan Kazik saat ia telah mengajal karena beku. Seketika kesedihan pecah. Beberapa orang tak mampu untuk menahan histeri. Namun tentu saja—sebagai para residivis—sebagian dari mereka menyisakan jiwa batu yang enggan meneteskan airmata.
Teruntuk Kazik yang meninggal dalam pelarian, tokoh yang bernama Janusz berkata di pemakaman dadakan itu,
A free man died here today.
Burung parkit milik adik saya pun sama. Bila ia mati karena kaburnya, maka ia telah mati sebagai burung yang bebas.
No comments:
Post a Comment