Kamu
pasti tahu dengan terma berima ‘i’ dari orangtua yang berbunyi “Januari hujan
sehari-hari”. Masih sangat relevan bukan? Iya, dan saya tidak akan
mempermasalahkan terma tersebut. Sumber premisnya pun sederhana―tiap bulan
januari di wilayah Indonesia sedang berada pada puncak musim penghujan. Terma telah aman terkendali. Namun rima yang
sekarang jadi masalah.
Baru
saja saya mengunjungi rumah nenek yang berjarak 10-an kilometer dari rumah. Di perjalanan
pulang saya dihajar hujan dan angin kencang. Sampailah saya di rumah dengan
keadaan basah kuyup. Hujan dan basahnya tidak menjadi masalah. Tapi saya mau
menjadikannya masalah karena ini bulan apa? Ini bulan Juli sudara-sudara. Sekali
lagi, hujan dan angin kencang ini ada dibulan Juli.
Dulu
orang bikin terma “januari, hujan sehari-hari” selain enak dilidah dan dikuping
juga pas dengan keadaan. Gara-gara keenakan, jadi keseringan diucapin. Gara-gara
keseringan diucapin, jadi lagu, jadi doa bersama. Celakanya, banyak yang jadi
lupa kalo ada nama bulan-bulan lain yang berakhiran ‘i’. Ada Mei, Juni, dan
Juli. Bulan-bulan lain tersebut jadi berpeluang terinfeksi hujan sehari-hari. Sudah
terbukti.
Kalau
dibulan Mei, masih ada toleransi. Karena masih agak dekat awal tahun―meskipun
sewajarnya siklus cuaca sudah memasuki kemarau. Sedangkan di bulan
Juni?
Tak ada yang lebih tabah dari hujan
bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada
pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak dari hujan
bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang
ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif dari hujan
bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
(Sapardi Djoko Damono 1989)
Blog
yang peka terhadap romantika dan cinta ini memiliki tafsiran sendiri terhadap sajak
tersebut. Bahwa ketika Opa Sapardi menuliskan sajak, bermaksud mengungkapkan
kerinduan yang mendalam pada hujan, padahal bulan sudah sampai Juni. Singkatnya,
berarti di bulan Juni, tak ada hujan.
Namun
bagaimana lagi. Lain hulu lain ladang, lain dulu lain sekarang. Main gembot bikin
pusing, dulu gembrot sekarang langsing. Rahasianya apa mon?
Kalau
kamu mau tahu rahasianya secara sesat, silahkan search di website atau pun blog sains terkemuka di dunia. Sudah banyak
hipotesa, hasil penelitian berupa jurnal maupun esai yang mendedah musabab
anomali cuaca yang sedang terjadi. Di negara-negara yang
beriklim subtropis, sedang, dan dingin masih terjadi badai salju hingga bulan
juni yang lalu. Ini salah satunya:
Sedangkan
musabab yang paling tepat menurut blog ini adalah cuaca sedang jadi hipster. Iya, hujan di bulan Oktober-Maret
alam rasa terlalu mainstream. Masa alam
gak boleh edgy dikit? Seperti kamu
yang mulai jijik dengan mainstream-mainstream-an. Alam seperti memeberi
pelajaran, “kamu jijik ama mainstream,
aku mau gak mainstream dikit juga. Biar
tau rasa.”
Lalu
saya minta ampun pada alam. Sembari menyuapnya dengan suguhan lagu-lagu tentang
hujan di bulan Juli. Dengan harapan semoga hujan dan gelap di bulan juli, berhenti
pada sebatas nada dan suara. Siapa tahu hujan mau mereda. Siapa tahu hujan mau
bijaksana. Siapa tahu kamu mulai enggan berulah sok anti-mainstream.
Berikut
daftar lagu persembahan saya pada alam:
4. Shades Apart – Stranger By Day
Snow is falling from the sky in the
middle of July// Sun was shining in my eyes again last night// Alarm goes off
without a sound// The silence is so loud, something isn't right..
Frase
awal lagu seperti bikin daftar keanehan yang ada di dunia ini. Salah satunya
adalah hujan salju di bulan Juli.
Tersiar
kabar bahwa band tersebut tidak meluncurkan video clip resmi untuk lagu ini. Saya
hanya menemukan rekaman livenya disini.
3. Drake ― July
You
had to change up the game// Oh the weather is not same// Now there's only cloudy days// I can't stand the rain in July// There were fireworks exploding// But now its getting colder// The leaves are turning colors// Whyyyyyy? // It's just not our season// The one and only reason// Baby oh, baby oh, our Summer turned into Fall..
Saya
milih lagu ini karena saya penggemar Agnes Monica eh Montana yang sedang ber-go
international dalam ranah musik R & B yow yow... Lek o lek o lek o.
2. Zeke And The Popo ― Menu.
Burry face in the menu// She said ‘i
wanna drink’// ‘I wanna cold capuccino’.. (while i’m waiting for my hero)’//
The rain begin again, it blends with her tears...// Don’t leave me alone, in
the darknest of July..
Seorang
gadis berdarah. Lukanya ditekan sembari duduk di jok mobil bagian belakang. Mereka
baru saja kalah dan tertangkap oleh musuh. Lalu wajahnya dibenamkan ke dalam
pilihan. Pesan minum capuccino
sembari menunggu super-hero. Hujan turun
bersamaan dengan tangis. Beserta ketakutan ditinggalkan dalam kesendirian. Dalam
kegelapan, di bulan Juli..
Psikedilia
dari Ibukota..
1. The Monophones ― Rain of July
I'm standing here
in the sky of july
With the blue and cloudy sky
With the land there's dry
The sun
its burning all of the land
Turn the stone into the sand
Leave my world in pain
Dear sunshine
would you give of your time
To give the cloud the chance
when the dream was so blind
Dear sunshine
would you give of your time
To give the cloud the chance
that the dream was so blind
I'm standing here
in the sky of july
With the blue and cloudy sky
With the land there's dry
What should I do at least for a try
To pick a piece of yours
being rain of july
Or should I flying high to the sky
To pick a piece of yours
being rain of july
Dear sunshine
would you give of your time
To give the cloud the chance
that the dream was so blind
Or should I flying high to the sky
To pick a piece of yours
being rain of july
Saya
tulis lengkap lirik The Monophones karena mereka saya sebutkan di paling buntut.
Sehingga perlu diberi apresiasi lebih. Alasan lain adalah karena saya
menyatakannya sebagai lagu hujan bulan Juli nomor wahid.
Demikianlah
beberapa bukti artefak bahwa sebenarnya hujan di bulan Juli pada dasarnya
banyak dinanti dengan nada dan suara. Lama-lama pun menjadi doa. Dan
terkabulkan.
Bagi
kamu yang keberatan dengan daftar ini, silahkan ajukan banding atau menambahi dikolom komentar. Atau boleh
juga ke akun twitter @Bandeenk.
No comments:
Post a Comment